Ya,
itulah satu kata yang bisa mendeskripsikan saya pada beberapa hari
pertama menginjakkan kaki di negeri kimchi. Pasalnya, saya tidak tahu menahu
tentang kota kecil di provinsi Gangwon ini yang bernama Gangneung. Sebelum
datang di kota Gangneung sih saya sudah riset kecil-kecilan di internet, tetapi
tetap saja tidak banyak yang bisa ditemukan seperti apa yang sudah wara-wiri di
internet tentang Seoul. Tapi memang saya sengaja tidak mencari tahu banyak demi
“being surprised” sih. Dalam beberapa hal saya memang tidak mau knowing everything in advance, saya
lebih suka membiarkan diri saya berkelana, terkejut, terkesima, karena
menemukan hal baru yang dialami sendiri.
Jalan-jalan
saya di minggu pertama di Korea sendiri dipelopori oleh mba Agnes dan mas Joni,
mereka berdua ini adalah sepasang kekasih yang sudah lama tinggal di Gangneung
dan menyambut saya dan partner exchange si Fifa di hari pertama kami tiba di
Gangneung.
Anyway,
tiba-tiba pada suatu hari mba Agnes menghubungi saya untuk mengajak naik
gunung. Dalam bayangan saya “wah, naik gunung? Bakal capek nggak ya, nggak punya
peralatan naik gunung nih, nggak pernah naik gunung nih”, tetapi dengan
excited-nya saya mengiyakan ajakan mba Agnes ini. Tidak peduli dengan tidak
punya pengalaman naik gunung, pokoknya saya sudah excited bakal punya
pengalaman menjelajah tempat baru.
Esoknya,
saya dengan pakaian seadanya, dijemput oleh mba Agnes dan mas Joni dari asrama
dengan mobil mereka, kemudian kami menjemput mas Ansori yang juga seorang warga Indonesia di terminal, lalu berangkatlah kami ke Seoraksan.
Seoraksan? Ya, itulah
nama gunung tertinggi ke-3 di Korea Selatan yang kami daki. Seoraksan ini juga merupakan taman nasional yang
terkenal di Korea Selatan