1 September.
Pagi ini pesawat yang aku naiki akhirnya mendarat di Incheon airport. Dengan membawa tas ransel seberat 4kg dan tangan kanan menenteng tas seberat 6kg, perasaan haru bercampur tidak percaya bahwa aku telah menginjakkan kaki di Korea Selatan masih menyelimuti hatiku. Aku kemudian menaiki kereta yang akan membawa semua penumpang ke sisi lain Incheon airport. Kemudian setelah urusan imigrasi selesai, aku pun menanti pihak universitas yang akan menjemputku sambil men-charger ponsel di tempat khusus yang disediakan di dalam airport tersebut.
Setelah menunggu agak lama, akhirnya seorang pria asia yang tubuhnya menjulang tinggi menghampiri dan menanyakan apakah diriku Mariska. Akhirnya kuketahui bahwa dia dan beberapa staff lain memang bertugas untuk menjemputku dan mahasiswa dari negara lain. Setelah itu kami bersama-sama menuju bus universitas yang diparkir di pintu keluar, dia membantuku mendorong troli koper sambil kami berbincang-bincang sedikit. Kemudian setelah sampai di depan bus, aku pun memasukkan koper dan barang-barangku, lalu naik ke dalam bus dan kutemukan beberapa mahasiswa negara lain yang telah duduk disana. Sambil menunggu bus berjalan, tiba-tiba perhatianku beralih ke sisi kanan karena mendengar suara kegaduhan di pintu keluar airport, suara hentakan kaki-kaki yang sedang berlari, nampak gerombolan remaja muda sambil membawa kamera digital mereka mengejar sosok yang tidak kukenal, aku berasumsi bahwa sosok yang dikejar itu adalah artis yang sayangnya aku tidak sempat melihat siapa, setelah sang artis memasuki mobilnya, para remaja itu pun membubarkan diri sambil meminta maaf kepada orang-orang disekitar mereka yang mungkin sempat mereka tabrak secara tidak sengaja demi mengejar sang idola.
Perjalanan dari Incheon menuju kota yang akan kutinggali memakan waktu sekitar 3 jam. Di Incheon aku melewati jembatan yang cukup panjang di atas perairan luas dimana terdapat beberapa kapal sedang mengapung dan kulihat semacam pertambangan di tengah perairan tersebut. Pemandangan akan gedung-gedung bertingkat dan kawasan industri selama berada di wilayah Incheon membuatku kagum, sambil sesekali kubaca nama-nama perusahaan yang tertampang besar di bangunan-bangunan bertingkat itu.
Sekitar pukul 16.39, aku tidak tahu saat ini berada di ketinggian berapa karena tiba-tiba saja bus ini telah membawaku ke daerah pegunungan meskipun beberapa jam sebelumnya tidak kurasakan bahwa jalanan yang dilewati cukup menanjak, tapi ini sangat indah. Hanya beberapa meter saja mungkin, kulihat dengan jelas dan dekat adanya kabut yang menyelimuti puncak pegunungan di depanku, pegunungan yang hijau dirimbuni pohon-pohon pinus. Jalan menuju kota tujuanku adalah dengan berkali-kali memasuki terowongan-terowongan yang berada di dalam pegunungan ini.
Kemudian di kanan jalan aku melihat papan penanda bahwa kota tujuanku tinggal 5km lagi diikuti dengan menurunnya jalan tersebut sehingga bisa kulihat dengan jelas pemandangan di depan. Sungguh luar biasa, pemandangan yang indah, keindahan pantainya beserta gedung-gedung bertingkat dan landscape kota yang menandakan adanya kehidupan masyarakat di kota itu. Sungguh tidak percaya, baru saja aku melewati pegunungan lalu dalam hitungan menit berikutnya disuguhi pemandangan pantai yang indah di kota ini.
Beberapa menit kemudian, bus telah membawaku masuk ke lingkungan universitas. Berhenti di depan gedung bertingkat 7 yang merupakan asrama sekaligus hotel, tibalah aku disini.
:)
No comments:
Post a Comment