salah satu sungai di Korean Folk Village ketika musim gugur
Ada berbagai media yang bisa digunakan sebagai tempat untuk belajar budaya, misalnya museum atau cultural center. Museum sendiri menurut saya bisa dibagi menjadi 2 kategori, yakni indoor dan outdoor.
Sudah ada beberapa museum di Korea
yang saya kunjungi, beberapa saya tuliskan dalam blog ini yang bisa dibaca
dalam kategori museum
Nah, tidak hanya museum indoor
tempat dimana pengunjung hanya bisa melihat diorama atau foto-foto, di Korea
ada living museum yang bernama Korean Folk Village. Kalau di Indonesia mungkin seperti
Taman Mini dimana kita bisa belajar berbagai budaya Indonesia secara langsung.
Korean Folk Village berlokasi di
kota Yongin provinsi Gyeonggi dan memiliki area sekitar 600-an hektar dengan
tiket masuk seharga 15.000 won untuk orang dewasa.
Area ini luasss sekali. Saya
mengunjunginya ketika memasuki musim gugur, sangat menarik melihat berbagai
bangunan traditional Korea dihiasi dengan warna-warni daun di sekelilingnya.
Saat saya pergi kesana, sedang
diadakan pameran Historical Korean Drama Festival. Korean Folk Village sering
menjadi lokasi syuting beberapa drama Korea dengan latar belakang kerajaan atau
dinasti-dinasti jaman dulu.
Misalnya ada drama Jewel in The Palace alias Dae Jang Geum yang terkenal itu, kemudian ada pula The Moon that Embrace The Sun dengan aktor idola banyak kaum hawa Kim Soo Hyun sebagai pemeran utama. Dan banyak yang lain.
Misalnya ada drama Jewel in The Palace alias Dae Jang Geum yang terkenal itu, kemudian ada pula The Moon that Embrace The Sun dengan aktor idola banyak kaum hawa Kim Soo Hyun sebagai pemeran utama. Dan banyak yang lain.
Nah karena saya belum punya kesempatan untuk bertemu langsung dengan artis-artis itu, saya foto-foto dulu sama ‘replika’-nya ya, hihihi...
Selesai foto-foto denganreplika artis Korea, saya lanjut dengan
berjalan-jalan di sekitar area. Ada area khusus yang menggambarkan bentuk rumah
Korea jaman dulu, bentuk rumahnya sangat traditional ciri khas pedesaan dengan
patung-patung orang Korea seukuran manusia sedang melakukan berbagai aktifitas
rumah tangga di dalam rumah-rumahan itu.
Selesai foto-foto dengan
Eh, ada poster The Moon That Embrace The Sun, foto dulu deh mumpung sepi dan latar belakangnya cantik...
Selanjutnya kami menuju area
pertunjukan traditional Korea yang bernuansa akrobatik. Keren banget
penari-penari itu berputar-putar akrobatik sambil membuat lingkaran besar dari
pita yang tersambung di topinya. Perhatikan penontonnya yang kebanyakan
anak-anak SD di foto ini deh, hebat ya, dari kecil sudah dikenalkan dengan
budaya Korea, nggak heran kalau mereka bangga sama budayanya.
Menyebrangi sungai tersebut
membawa saya ke mini theme
park. Lah, nyempil gini
tempatnya, atau ada jalan lain yang menuju ke theme park ini? Serius luas
banget Korean Folk Village ini, saya jadi was-was kalau nyasar. Anyway, di
theme park ini ada mini jet coaster, bom bom car, bianglala, rumah hantu korea,
dll. Tapi semua pengunjungnya anak SD dan karena saya sudah ke Everland sebelumnya jadi saya cuma keliling
lihat-lihat aja. Disini juga ada beberapa spot romantis loh, tentu saja kami
tak ketinggalan mengambil foto couple disini...
ayunan jaman dulu
Selanjutnya saya tau bahwa pukul 12
siang akan diadakan simulasi prosesi pernikahan tradisional Korea. Dengan segera kami
menuju ke venue.
Tempat pemberhentian arak-arakan terakhir. Dengan kata lain: saatnya saya makan siang!
Tak terasa berjalan-jalan selama 2
jam lebih cukup melelahkan, ya karena luasnya area tersebut.
Masakan Korea sebagai menu makan
siang di ruang terbuka dengan pemandangan musim gugur yang indah di sekeliling
saya mengakhiri kegiatan di Korean Folk Village ini dengan perasaan syukur
kepada Tuhan karena diberikan kesempatan untuk belajar tentang budaya lain dan
menikmati keindahan alam pada musim gugur sekaligus.
PS: di Korean Folk Village juga terdapat
seniman-seniman lokal yang sudah berumur, mereka memproduksi berbagai souvenir
kerajinan tangan di stand-stand yang disediakan pengelola tempat ini. Namanya
Korean Folk Village, menurut saya mereka sudah sukses menampilkan Korea dari
sisi tradisional dengan berbagai bangunan kuno, atraksi kesenian, dan landscape
yang dibuat sedemikian rupa sehingga saya benar-benar merasa berada di pedesaan
Korea. Melihat banyaknya anak-anak SD yang berkunjung ke tempat ini untuk
belajar mengenal dan mengapresiasi budaya mereka, saya jadi teringat sama
negara sendiri, anak-anak kecil Indonesia...masih ada yang studi wisata ke
Taman Mini, kan?
No comments:
Post a Comment