Showing posts with label thought. Show all posts
Showing posts with label thought. Show all posts

Sunday, June 4, 2017

Love Yourself

Sometimes we make mistakes,
sometimes we get so lazy to do our task,
sometimes we take for granted all the blessing come into our life,
and other action or decision that will lead to regret later.
So I just found the key to avoid ourselves from having regret over the decision we made.
it's simply by loving ourselves.

Now how we mostly define love is reflected with how we want to give the best, be it for parents, family, significant other, pet, or anything. 
You want to keep them happy, satisfied, having the best, all the efforts made come down to one purpose: to bring joy over their life.
This does apply to nonliving things as well, we might have some favorite toys, stuff, anything. All we do to keep our belonging we love the most is to treat it pleasantly.

However, we might forget to love ourselves first.

This is the key I've been missing out during my whole life, until this thought stroke my mind during my contemplation not long ago.

Basically, anything we do for our life should be based on the amount of love we give to ourselves.
We can apply it from the small step on a daily issue before we move towards something bigger; life vision for instance.

Try to connect and relate anything with the love to ourselves when we take an action.
I'd start from the simplest thing; 

  • if you love yourself and you want to have a good life span you ain't gonna eat recklessly. Perhaps you have eaten McD's burger, fries, and chicken two days ago and now you are craving for it because the salty fries, the crunchy chicken, and the delicious patty make your mouth watering, but then you think about the consequence in the future how unhealthy those junk for your body so you turn your direction into another resto which offers healthier menu, that's how to love yourself.
  • If you love yourself you'd do your best for your job because you don't want to make all the blood, sweat and tears you went through during the process go in vain. You might be so lazy or demotivated but you realize if you don't perform well it might harm your career because when the company sees no passion in their employee they don't bother to consider promotion not to mention hold your position. Instead of being lazy, you start to look for a better opportunity or just giving the best, that’s how to love yourself.
  • If you love yourself, you ain't gonna surround yourself with the people whom you know that they are wrong since the beginning besides bring no merit because you know yourself is much more valuable. We are becoming who we are because the amount of time and quality we spend with the surrounding and when you know your surrounding give no value for your present and future life even at some point might jeopardize your life you decide to lessen your time around he/she/them, that's how to love yourself.


Loving ourselves first drives us to think about the future two or three steps forward during the decision making process.

This is not loving ourselves in terms of narcissistic way nor being self-centered, it's about acknowledging that our existence means something and we deserve to get the best from ourselves.

We don't have to master everything, we just have to know what's not good and what might be harm to our future and having the determination to avoid that.



Medan, June 4th 2017.


Thursday, February 12, 2015

Balada Mata Kuliah Ilmu Ekonomi

Apakah di antara kalian pernah  merasa ada satu mata kuliah yang susahnya minta ampun, yang tiap mengikuti perkuliahannya bikin deg-deg serr?

aka Kratingdaeng kalo di Indonesia, saya beli ini sebagai persediaan suplemen agar kuat belajar saat di Korea

Friday, December 26, 2014

Rangkuman Singkat 2014

Sejujurnya saya penasaran, apakah saya bukan satu-satunya orang yang gemar melamun sambil memikirkan hidup...namun jika mengingat bahwa ada sekitar 7 miliar penduduk yang menempati bumi saya rasa saya bukanlah satu-satunya orang yang gemar melamun sambil memikirkan kehidupan. Pertanyaan berikutnya, apakah kegiatan ini ada faedahnya? Kalau Isaac Newton pada saat itu tidak sedang duduk-duduk santai sambil melamun lalu ada apel jatuh di dekatnya, dia tidak akan menemukan teori gravitasi. Tapi saya bukan Isaac Newton dan juga bukan ilmuwan. Lantas apa yang saya hasilkan ketika sedang melamun sambil berpikir tentang kehidupan?

Saturday, April 5, 2014

Kenapa tinggal di Korea Selatan itu enak?


Tulisan ini berisi pandangan saya selama tinggal di Korea Selatan. Kenyamanan public service dan kultur masyarakat yang saya rasakan selama di Korea sering membuat saya mendambakan Indonesia untuk segera berubah menuju yang lebih baik. Mari satu persatu saya utarakan alasan-alasan tersebut:

Monday, December 23, 2013

Autumn: Best Season to Visit Nami Island

the front gate of Nami Island

Everybody loves autumn, I mean...who doesn't? the air is quite refreshing, definitely not so hot but not as cold as winter, the leaves turn into red and yellow and fall into the street. Something that I can't witness in my tropical country, Indonesia.

On last October I went to Nami Island which located in Chunceon, South Korea. The entrance fee is 10.000 for korean and 8.000 for foreigner, isn't it nice to be a foreigner? ^_^ 
To be able to visit Nami Island, we have to ride a ferry for around 10 minutes, but as foreigner we should give our passport to them beforehand, don't worry, we will get our passport back once we get out from Nami Island. The ferry will go back and forth every 20 minutes to bring us to/from Nami Island.




so large >_<


beautiful trees, I feel like in korean drama, hahaha...



Speaking of korean drama, Nami Island is one of the filming location of the most famous korean drama: Winter Sonata, there's saying that Winter Sonata spread the Korean Wave throughout asia and worldwide.



Winter Sonata statue, I wish it was the real Bae Yong Joon




Not only offering its nature beauty but Nami Island also has a lot of places to visit such as drama gallery, music intrument museum, UNICEF hall, etc...and if we are tired of walking (because Nami Island is very large) we can rent bicycle which cost 3.000-10.000 won depends on the type of bicycle and how long we use.



the piano on music museum



Now that I remember Indonesia has numerous islands too, can Indonesian government make one of them to become a tourism spot as interesting as Nami Island?

Sunday, December 8, 2013

Gangneung Tour: Haslla Art World & Pinocchio Museum

Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti event yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Gangneung untuk merasakan korean culture dan jalan-jalan, acara ini sekaligus untuk mempromosikan kota Gangneung, secara pada 2018 bersama dengan kota Pyeongchang akan diselenggarakan international winter olympic.
International student dari Gangneung Wonju University dan Kwandong University diundang dalam event ini. Dari kampus, kami bersama-sama berangkat menuju Gangneung Cultural Art Centre menggunakan bus. Setibanya disana, kami diberikan cocard satu-satu yang berisikan identitas kami, wow saya merasa bangga ada bendera Indonesia di cocard saya :3

bendera merah putih, kampus tempat saya belajar dan nama lengkap saya dalam huruf hangeul ^_^



Setelah menonton video tentang Gangneung dan mendengarkan sambutan dari representatif pemkot Gangneung, kami pun disuguhi sebuah art performance tentang seorang pria yang jatuh cinta pada seorang wanita namun di tengah jalan cerita, perempuan tersebut digoda oleh beberapa lelaki hidung belang, alur cerita berikutnya sedikit susah saya pahami karena penampilan ini hanya menggunakan musik dan gerakan tubuh saja, hehehe :P 

Sunday, September 22, 2013

"apa yang tidak kamu suka dari Indonesia?"

Saat itu adalah hari Chuseok, hari libur nasional orang Korea. Karena hari libur nasional otomatis restoran asrama kampusku tutup karena semua juru masak sedang libur, sehingga kami para mahasiswa international diberi kupon makan gratis di restoran di samping kampus sebagai kompensasi. 
Sambil menunggu pesananku datang aku berbincang-bincang dengan teman semejaku, salah satunya teman Indonesia, beberapa menit kemudian datang seorang pramuniaga cantik mengantarkan pesanan ke meja kami. Tiba-tiba dia bertanya apakah aku orang Indonesia. Setelah mengetahui bahwa diriku orang Indonesia, dia langsung menyatakan bahwa dirinya pernah tinggal di Jakarta.
Aku histeris.
Dia histeris.
Perasaan bahagia langsung menghampiriku. 
Ini adalah pertama kalinya aku menjumpai orang korea yang bisa berbahasa Indonesia selama 3 minggu pertama tinggal disini.
Saat itu belum juga kusentuh makananku, aku dan dia larut dalam pembicaraan yang sangat exciting, tentunya dalam bahasa Indonesia.
Dia cantik, berambut panjang, kulitnya putih dan penampilannya sangat muda dan trendi layaknya remaja-remaja di Seoul.
Karena aku merasa tidak enak terlibat pembicaraan yang cukup lama dengan posisi yang tidak cukup nyaman, akhirnya aku menyatakan pada dia untuk melanjutkan pembicaraan setelah aku makan, toh saat itu dia juga harus membantu keluarganya (yang merupakan pemilik restoran tempat aku makan) membereskan meja-meja restoran.
Setelah aku selesai makan, kupanggil dia dan larutlah kami dalam pembicaraan yang semakin dalam, tentang bagaimana dia bisa bahasa Indonesia, sedang belajar di universitas mana, dll.
Dia bernama Sooji dan berusia 22th. Mengetahui dia lama tinggal di Indonesia, kutanyakan padanya apa yang paling dia tidak suka dari Indonesia.
aku mengira jawabannya mungkin di antara panasnya Indonesia, macetnya Jakarta, atau banjir.
Tapi jawaban dia adalah….betapa tidak nyamannya ketika dia sedang berjalan-jalan lalu tiba-tiba ada lelaki yang bersiul-siul atau memanggil dirinya. Dia bahkan bilang begini: “banjir itu nggak papa, tapi kalo aku lagi jalan itu lho, dipanggi-panggil. huh apa kamu manggi-manggil!” dengan aksen dan bahasa Indonesia yang agak lucu.
Aku sangat menyadari hal ini. Disini, aku pulang larut malam pun tak ada lelaki iseng menggoda dengan bersiul dan sebagainya. Sangat jauh berbeda ketika berada di Indonesia yang bahkan sudah berpakaian sopan dan tertutup pun masih saja digoda.
Di Korea Selatan, hal tersebut dianggap kurang ajar dan merupakan pelecehan seksual. Sang pria bisa saja dilaporkan ke polisi.
Penting bagi kita untuk merasa aman dan nyaman dimanapun kita berada terlebih lagi di negara sendiri.
Bukan bermaksud membandingkan, namun apa yang dikatakan Sooji sebenarnya cukup simpel tapi sangat masuk akal. Masalah kenyamanan ketika kita hidup di dalam sebuah society amatlah penting. Bagaimana kita bisa betah apabila berjalan di tempat yang ramai saja kita tidak merasa aman dan nyaman, apalagi jika berjalan di tempat atau jalan yang sepi. 
Dan orang-orang Indonesia khususnya laki-laki harus paham betul bagaimana mereka memperlakukan orang lain, bagaimana mereka menghargai kita sebagai perempuan, sebagai human being, sebagai pejalan kaki, dan tau bagaimana mereka menghindari melakukan sesuatu yang ternyata dapat membuat kaum hawa malu dan merasa dilecehkan. Namun sepertinya bersiul-siul atau menggoda perempuan yang sedang lewat merupakan hal yang “wajar” di Indonesia.
Bukan bermaksud seksis, tapi bukankah lelaki diharuskan melindungi kaum perempuan? bukannya membuat kita merasa takut dan tidak nyaman.

Wednesday, August 28, 2013

Indonesia Susah Bersih?


image


Cerita ini berawal ketika saya mengunjungi sebuah rumah sakit pemerintah, yakni RSUP Kariadi di Semarang. Pagi itu sekitar pukul 09.00 saya sedang menemani ayah yang melakukan medical check up, saya duduk di ruang tunggu…karena lapar, mampirlah saya ke sebuah toko roti, setelah makan roti dan minum-minum, panggilan alam pun tiba.. saya segera mencari toilet terdekat di ruang tunggu.
Begitu pintu toilet saya buka, aroma tak sedap pun tercium di sekitar ruangan tersebut. Toilet tersebut secara desain cukup modern, , dilengkapi dengan dua bilik dan satu wastafel. Yang membuat tidak nyaman adalah aroma tak sedapnya. Saya segera masuk ke dalam bilik sebelah kanan, setelah bisnis kelar, saya perhatikan setiap detail bilik toilet tersebut. Lantai yang baru dan mengkilat, tisu toilet, tempat sampah…semuanya tampak normal dan rapi. Namun ada satu hal yang cukup mengganggu penglihatan saya, yakni di pojok lantai terdapat semacam cairan riak, saya pikir itu adalah bekas ludah seseorang. Cukup mengherankan, kenapa dia tidak meludah di toilet saja? Kenapa harus mengotori lantai yang seharusnya bersih mengkilat bebas dari air? Toh ada flush dan semprotan toilet. Melihat pemandangan yang menjijikkan, segera saya siram ludah tersebut menggunakan semprotan.
Keluar dari bilik, saya segera mencuci tangan…di samping wastafel terdapat instruksi cara mencuci tangan yang benar, ketika saya sedang mencuci tangan sambil mengikuti instruksi tersebut, masuklah ibu-ibu petugas kebersihan.
Beliau masuk dengan muka masam, sambil memanggil saya dan menunjukkan sesuatu di toilet bilik sebelah kiri…beliau seperti mengungkapkan kekesalannya:
Ibu petugas kebersihan: “liat nih mba, jorok sekali” sambil tangannya menunjuk sebuah pembalut bekas pakai wanita yang dibuang begitu saja di lantai di bawah toilet duduk. Saya syok. Ngeri. Jijik. Heran betapa joroknya wanita yang membuang pembalutnya begitu saja di tempat yang tidak tepat.
Ibu petugas kebersihan: “setiap hari saya menemukan seperti ini. Capek tau gak mbak. Mereka ini tidak punya perasaan sama orang-orang yang bersih-bersih. Toilet sudah gratis tapi masih sembarangan aja kalo make. Saya dari pagi belum makan mba, saya bolak-balik bersihkan lorong terus ini.”
Saya mendengarkan.
Ibu petugas kebersihan: “saya ini gaji sehari cuma 30.000, atasan suka marah kalo toilet nggak bersih, dia galak sekali. Tapi orang-orang pada nggak tau jaga kebersihan. Masa saya harus liat kaya gini terus. Mau berhenti kerja juga saya nggak ngapa-ngapain di rumah. Liat kaya gini saya kan jadi nggak berselera makan to mbak”
Saya merespon ibu tersebut dengan memberikan simpati. Terlihat sekali raut mukanya yang marah bercampur lelah.
Hati saya marah. Marah terhadap orang-orang Indonesia yang nggak bisa menjaga kebersihan di tempat umum. Apanya sih yang kurang? Toilet bagus, bersih, bangunan baru, ada tempat sampahnya juga di tiap bilik. Kenapa masih ada aja yang nggak menjaga kebersihan?
Apa karena cuma mampir sekali lalu masa bodoh dengan pengguna toilet lainnya?
Andai kata orang-orang tersebut menjumpai kondisi serupa, apakah mereka nyaman melihat dan mencium aromanya?
Yang harusnya lebih dipikirkan lagi, bagaimana perasaan petugas kebersihan yang harus membersihkan kotoran-kotoran tersebut setiap hari? Kotoran yang seharusnya kita bersihkan sendiri.
Ya kita tau mereka dibayar untuk bekerja, tapi tau sendiri kan ternyata gaji mereka sehari berapa? Bahkan mungkin habis hanya untuk makan sehari dan biaya transportasi.
Apa sih susahnya membuang kotoran di tempat yang seharusnya?
Saya suka sebal melihat tingkah orang-orang jorok di fasilitas umum.
Bagaimana bisa hidup dengan gaya hidup seperti itu?
Disamping tidak sehat, tentunya juga mengganggu secara estetika.
Yuk kita sama-sama menjaga kebersihan fasilitas publik Mungkin tempat itu dipakai seribu orang dalam sehari, tapi kalau seribu orang tersebut tidak menjaga kebersihan, dalam sehari pastilah fasilitas public terganggu kebersihannya, begitu pula sebaliknya, jika seribu orang yang menggunakan fasilitas publik sama-sama menjaga kebersihan, pasti semua senang memakainya karena nyaman. Saya nggak mau lah ya ceramah di blog ini harus ini itu, paling enggak kita jadi tau dari perspektif seorang petugas kebersihan yang pekerjaannya berkaitan dengan “bisnis” banyak orang, yang mungkin sering kita lupakan atau bahkan tak kita pedulikan?